Cinta itu memang indah,tapi kadang menyakitkan. Dikejar lari,ditunggu dia telah menanti. Maka..janganlah mengejar cinta, karena semakin dikejar dia pun akan semakin menjauh. Dan janganlah pula menunggu cinta, karena semakin ditunggu diapun semakin tak kunjung tiba. Bila cinta telah tiba, maka nikmatilah dengan ceria, tapi bila dia telah pergi maka janganlah kamu ber putus asa,karena datang dan pergi adalah bagian dari hidup ini.

Free Music
Free Music
Free Music

Saturday, August 19, 2006

Cerita Operasi








Aku di jemput suamiku kemaren pagi setelah breakfast di rumah sakit, setelah 11 hari menjalani perawatan. Tapi aku memang belum sembuh total, jalanku aja masih agak bongkok* persis kayak nenek²*. Harus menunggu selama enam minggu setelah operasi baru aku akan benar² sembuh total. Pulang dari rumah sakit aku melihat kebun sayuranku ooo....bersih, selama berada di rumah sakit, tukang kebunku memperbaiki kebunku yang acak²ana. Sayur buncisnya banyak buahnya, terong ungu juga * sudah aku petik sebelum aku masuk rumah sakit*, sayur labu juga ada buahnya, zuccini juga ada buahnya juga cabe dan tomat. Tadi sore aku panen sayuran, langsung aku masak. Hanya sayangnya beberapa waktu lalu pohon sayuranku rusak karena dimakan bekicot. Biarpun masih susah jalan, tapi aku harus banyak latihan jalan biar jalanku nggak bongkok lagi. Memang susah banget sih, mau ngapain juga nggak bisa.

Waktu itu tgl 7 Agustus jam 10 pagi, aku diantar suamiku menuju Klinikum 2 ( rumah sakit tempat aku akan di operasi dan juga tempat aku di operasi tahun lalu ). Setelah mengurus dan menandatangani formulir di kantor depan, kami langsung menuju kamarku, lalu suamiku pergi ke kantornya. Kami semua agak khawatir juga karena waktu itu dan selama seminggu para dokter melakukan aksi mogok kerja. Jangan² akan ter tunda jalan operasiku nanti fikir kami.

Mulanya aku di panggil ke ruangan check up, mulai disuntik diambil darah. Ternyata memang HB darahku rendah sekali, lalu besoknya aku di check lagi termasuk di suntik lagi untuk diambil darah. Kata pak Profesor yang memeriksa dan sekaligus menangani operasi dan juga kepala klinikum itu, aku nggak bisa hanya menunggu sehari lalu di operasi * kayak tahun lalu*, soalnya anemiaku cukup parah. Kemudian setelah di periksa kembali, pak prof menyatakan aku akan di operasi besoknya ( hari ke tiga ) yaitu tgl 9 Agustus jam 8 pagi. Dua hari menunggu jadwal opearsi di rumah sakit membuat rasa takutku tambah nggak karuan, aku mondar² mandir aja di sana. Suamiku mengunjungiku hampir dua kali sehari, yaitu: sewaktu dia istirahat makan siang, dia makan siangnya di cafetaria di klinikum itu. Sewaktu pulangnya dari kantor juga dia mampir untuk menjengukku.


Malam sebelum aku di operasi setelah makan malam aku disuruh minum obat, katanya biar nyenyak tidurku. Memang benar sih lelap banget tidurku malam itu, tapi makan malam itu hanya sup susu dan sup kuah dari daging ayam. Kalau sup kuah daging ayam sih aku suka, hanya sup susu aku nggak bisa makan, bener²nggak enak. Para perawatnya yang pada ramah² dan baik² selalu siap sedia dan cepat datang kalau kita pencet tombol. Mereka bilang setelah makan kedua macam sup itu nggak boleh makan lagi. Perut harus dalam keadaan kosong sewaktu di operasi, ternyata ke dua macam sup itu membuatku pengen ke toilette.

Pagi² di hari ketiga itu 2 orang perawat masuk ke kamarku dan mempersiapkan segala sesuatunya yang aku harus pakai, misalnya sarung kaki putih yang memang terbuat dari bahan yang bagus lalu baju, lalu aku di suruh minum obat. Kemudian sang perawat mendorong tempat tidurku menuju ruang operasi, waktu itu rasa takutku sudah agak ber kurang, aku hanya pasrah aja dan selalu ber do'a.
Sewaktu aku berada di ruang operasi, aku masih melihat para dokter yang masih mempersiapkan segala sesuatunya.

Kemudian salah seorang dokter itu memegang tangan kiriku, lalu memasang sesuatu. Karena aku masih sadar, maka aku merasakan sakit. Aku menjerit serta bilang: Sakiiittt....! Lalu aku nggak tahu apa² lagi. Entah berapa lama jalannya operasi lalu aku sudah berada di kamarku lagi. Setelah beberapa hari di operasi baru aku mendapat keterangan lama operasiku yaitu 60 menit di tambah penyiapannnya sekitar dua jam. Pokoknya mulai minum obat sampai selesai dan berada di kamar kembali sekitar hampir empat jaman. Tapi keadaanku sangat lemah serta di bagian kiri menggelantung infus, baru aku tahu kalau aku sudah selesai di op. Lamat² aku melihat sang Profesor berdiri di depanku sambil menerangkan sesuatu kepadaku. Tapi karena pengaruh narkosa ( obat bius ) yang sangat kuat itu, aku seperti nggak mendengar penjelasan pak prof, kembali aku ter lelap tidur. Lalu entah berapa lama aku ter tidur, aku melihat pintu kamarku di buka, lalu yang nongol Britta sambil membawakanku bunga. Nggak lama setelah itu suamiku juga nongol disitu.

Tapi selama dua hari aku muntah, katanya karena pengaruh obat bius itu. Dan juga selama dua hari aku nggak makan. Aku hanya mendapat makanan dari botol infus itu, dan aku hanya di suguhi zwieback ( roti tawar yang kering ), hanya itu yang boleh aku makan. Perutku yang memang maagnya cukup parah langsung kembung, lalu aku di kasih obat maag setiap pagi. Lalu aku memperhatikan ada dua macam selang di badanku, ada yang masih nempel dari dalam perut. Lalu ada botol berisi darah dari dalam perut, pokoknya ngerii banget baru sadar. Setelah di operasi dan selama dua hari aku kebanyakan tidur aja karena pengaruh obat bius itu.

Akhirnya aku tahu ada dua bagian organ di tubuhku yang di angkat, yaitu rahim dan indung telur bagian kiri. Kata pak Profesor, myoma yang menempel di dinding rahim sudah hampir menyatu dengan indung telur kiri, makanya di angkat. Seharusnya setahun lalu itu aku sudah di operasi angkat rahim, tapi karena aku sangat takut, maka aku menunda dengan harapan myoma itu akan mengecil dengan sendirinya seperti kata dokter Gynakologieku.Setelah itu lalu aku merasakan sakit perut, juga kembung yang luar biasa. Apalagi dari dalam perut masih ada selangnya, yang membuat aku kesakitan dan tambah lemas aja, sampai² aku nangis terus. Mana setiap hari aku di suntik di ambil darah lagi, sampai bengkak punggung tangan kananku karena kebanyakan suntikan. Lalu setiap hari paha juga di suntik untuk menghindari trombose, kalau nggak yang kiri ya...yang kanan. Sewaktu di operasi aku mendapat transfusi darah dua botol karena aku anemianya cukup parah.

Pokoknya sakitnya setelah operasi bedah caesar luar biasa, setelah beberapa hari jarum infusku yang di tangan sebelah kiri di cabut, eee....di ganti di pasang infus di tangan sebelah kanan, kata dokternya yang di sebelah kiri itu sudah lama....aku sebel banget. Di suntik jarum infus gitu kan sakit banget, aku tuh bener² trauma di suntik. Entah hari keberapa baru aku boleh memesan makanan dari menu yang disediakan di klinikum itu. Setelah hari ke dua selang untuk pipis di cabut, yang masih selang dari dalam perut. Lalu dilatih untuk bangun dan pergi ke toilet. Keselnya kan selang masih nancep di perut, kalo mau ke toilet ya...harus bawa² selang. Sakitnya minta ampun tuh selang yang masih nancep, mungkin kena geser kali waktu tidur. Sempat aku nggak bisa bangun dan ber diri saking sakitnya, ooaaalaaaahai.....menderitanya.

Setelah hari ke lima baru selang itu di cabut, selang di cabut sama pak Profesor aku menjerit kesakitan, lalu beliau memasang plester yang masangnya dengan keras sekali, sampai aku menangis saking sakitnya. Setelah selang lepas baru aku merasa agak lega, soalnya kalo latihan jalan nggak harus membawa selang berisi darah.
Tapi aku juga di kasih obat pereda rasa sakit yang rasanya pahit kayak jamu, obat itu di minum satu gelas kecil setiap merasakan sakit. Memang obat itu manjur kok, tapi ya....rasa sakit sih nggak hilang total. Si Britta ada 4 kali menjengukku selama di rumah sakit, juga Appolonia dua kali dia datang menjengukku. Aku ber syukur pada Allah YME, semuanya berjalan lancar. Walaupun sekarang aku masih sakit, aku harus ber sabar.

Malam ini kami mendapat undangan ulang tahun salah seorang temannya bang W, tapi aku nggak mau ikut dari pada disana sakit, mendingan di rumah aja istirahat. Acara partynya di salah satu restaurant di Bad Euynhausen, terpaksa suamiku pergi dengan temannya.

Sunday, August 06, 2006

Hiatus

Wah....udah hampir pagi, gara² ringkes² pakaian untuk opname di Rumah Sakit. Tanggal 07 jadwalku mulai masuk rumah sakit, takutnya mau menjalani operasi bukan kepalang, ngeri sama jarum suntik aja. Dokterku bilang, mungkin aku akan berada di rumah sakit sekitar 10 hari atau 2 minggu. Jadi....holiday ku di musim panas tahun ini di rumah sakit, ooo...malang nian.
Bulan Oktober nanti aku mau pulang ke Indo dulu sekalian lebaran, aku udah booking ticket, mungkin aku disana nanti sebulan atau lebih, ticket ku open untuk 6 bulan. Tapi si abang bilang, sebulan aja disana....juga udah cukup. Semoga lancar jalan operasi ku nanti dan segala rencana....amiiinn....ya...rabbal alamin....!!