Cinta itu memang indah,tapi kadang menyakitkan. Dikejar lari,ditunggu dia telah menanti. Maka..janganlah mengejar cinta, karena semakin dikejar dia pun akan semakin menjauh. Dan janganlah pula menunggu cinta, karena semakin ditunggu diapun semakin tak kunjung tiba. Bila cinta telah tiba, maka nikmatilah dengan ceria, tapi bila dia telah pergi maka janganlah kamu ber putus asa,karena datang dan pergi adalah bagian dari hidup ini.

Free Music
Free Music
Free Music

Thursday, June 29, 2006

Buntil


Kapan hari itu aku bikin buntil teri dacampur pete dan cabe rawit hijau, tapi kurang pedes. Ngebungkusnya pake daun kohlrabi yang aku minta dari aldi markt, waktu itu aku lagi beli air aqua di aldi, terus di bagian sayuran aku lihat banyak kohlrabi *sekarang lagi musimnya*. Di sebelah kotak kohlrabi ada beberapa kotak daunya aja, masih segar² gitu terus lebar² lagi.Muncullah niat bikin buntil, nyontek resep yang di pejeng sama jeng Tira waktu itu.

Sebetulnya yang suka masak buntil itu adalah Mamaku, tapi buntil bikinan beliau agak ber beda. Mamaku kalau bikin buntil, membungkusnya pakai daun labu kuning yang agak muda. Daun labu di gosok² dulu per lahan² agar nggak sobek agar hilang bulu² atau duri²nya, duri²nya halus kok. Terus di cuci baru di pakai membungkus isi buntil itu, sedangkan isinya, kalau nggak pakai ikan teri medan ...ya pakai udang. Lalau kelapanya kelapa yang setengah tua, juga pakai cabe rawit, hanya Mama dan seluruh keluargaku nggak ada yang makan pete.

Begitu juga aku, kalau pulang ke Indo, aku nggak makan pete. Tapi aku heran, kenapa disini aku kadang² mau masak sambel pete...??

Inilah hasil buntil yang aku masak itu, rasanya kurang pedes dan kurang sedap, mungkin karena kurang bumbu.Waktu makan buntil yang di bikin sama jeng Tira waktu di acara nyate di rumahnya mpok Ida, kok sedap betul.

1 Comments:

Blogger emaknya2de said...

Waduuh gi pada musim bikin buntil. Aku lagi pengen makan siomay nih ;)

12:49 PM

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home