Anemia kambuh lagi

Setelah bolak balik ke dokter, ternyata aku kembali mengidap anemia yang parah. Tahun lalu aku juga menderita anemia dikarenakan ada myoma pada dinding rahim. Tapi selama setahun ini aku sudah dinyatakan sembuh dari anemia setelah rutin 4 bulan sekali check up. Dokterku bilang, darah yang ada di tubuhku sekarang sedikit sekali, sedangkan seminggu lagi aku akan menjalani operasi.

Akhirnya pak dokter menelpon ke dokter Gynacologie ku ( Frauenarzt ), untuk merundingkan rencana operasi nanti. Tapi karena hari itu adalah hari rabu siang, mungkin klinik ( Frauenarzt ) sedang makan siang atau memang hari itu tutup, aku juga lupa jadwal prakteknya. Kartunya juga aku cari² di tas nggak ketemu, mungkin di tas ku yang lain nya, maklum aku banyak koleksi tas dari dulu.

Akhirnya pak dokter menghubungi rumah sakit tempat aku di operasi tahun lalu. Beliau menanyakan segala hal, akhirnya untuk sementara ini aku nggak perlu mendapat transfusi darah, tapi nanti pada waktu aku di operasi baru akan mendapat transfusi darah. Tapi sebelum operasi di lakukan, aku harus mendapat suntikan zat besi. Maka setiap dua hari sekali, aku harus pergi ke dokter ku untuk mendapat suntikan zat besi di lengan.

Suntikan itulah yang aku sungguh trauma, mulai dari diambil darah terus suntikan tambah zat besi ( Eisen ). Biasanya sih di siku bagian dalam yang di suntik, tapi karena siku bagian dalam ku nggak kelihatan urat²nya, maka terpaksalah pak dokter menyuntik di bagian lengan yang kelihatan urat birunya. Setiap beliau menyuntik, aku di suruh ber baring, di khawatirkan aku akan sempoyongan nantinya.

Aku tuh sebenarnya paling muak dengan jarum suntik, takut banget. Setiap aku masuk ke ruang tunggu, aku sudah mulai stress. Apalagi pak dokter mulai memegang jarum suntik, aku cepat² memalingkan muka ke samping sambil me ratap². Untung aja pak dokter itu temannya si abang W, maka dia nggak mungkin marah melihat aku yang cengeng begitu.
Malah selama jarum itu masih menancap di lenganku *lama pula soalnya ada cairan merah zat besinya* beliau mencoba menghiburku dengan mengajak aku mengobrol ngalor ngidul biar aku agak merasa aman. Tapi tetap aja aku kesakitan dan ketakutan, oooo.....Tuhan...tolonglah aku ratapku. Mungkin si pak dokter ketawa kali melihatku ketakutan kayak gitu, sementara para perawat juga pada ketawa sih.

Besok aku juga harus ke dokter lagi untuk mendapat suntikan zat besi, semoga nggak sakit, amiiin.

Oh...iya, kemaren setelah breakfast kami pergi ke Stadthagen, abang W belanja pakaian dan sepatu, sedangkan aku nggak mendapat apa². Kemudian kami pergi ke Hannover, disana baru aku belanja dan si abang ternyata belanja lagi. Hanya selama disana aku nggak boleh jauh² dari si abang, takut nanti aku pingsan kayak dulu *hampir pingsan gara² anemia*.

Semetara aku sakit, aku dilarang ber olah raga. Makanya aku off dulu dari fitness sampai aku di bolehkan lagi oleh dokter. Wah...repot juga nih, kalau nggak boleh olahraga, bakalan berat badan akan bertambah. Apalagi istirahatnya sampai beberapa bulan, siap² aja akan punya perut buncit, oooo....tidaaaaakkkkkk....!!!!!!